Apa Efek Samping dari Kuret? Ini Penjelasan Lengkapnya

Kuret atau kuretase adalah prosedur medis yang dilakukan untuk mengangkat jaringan dari dalam rahim. Prosedur ini biasa dilakukan setelah keguguran, aborsi, atau untuk mendiagnosis dan mengobati kondisi tertentu seperti perdarahan rahim yang tidak normal. Namun, meskipun tergolong prosedur umum dan relatif aman, banyak wanita bertanya-tanya: Apa efek samping dari kuret? Artikel ini akan membahas secara lengkap efek samping kuret, baik yang umum maupun yang jarang terjadi, agar Anda bisa lebih memahami dan mempersiapkan diri.

Apa Itu Prosedur Kuret?

Sebelum membahas efek sampingnya, penting untuk mengetahui apa yang terjadi selama prosedur kuret. Kuret dilakukan oleh dokter kandungan dengan menggunakan alat medis untuk membersihkan lapisan dalam rahim. Prosedur ini bisa dilakukan dengan atau tanpa anestesi, tergantung pada kondisi pasien dan tujuan kuretase.

Beberapa alasan umum dilakukannya kuret meliputi:

  • Membersihkan rahim setelah keguguran
  • Mengangkat sisa jaringan setelah aborsi
  • Menghentikan perdarahan rahim yang tidak normal
  • Mengambil sampel jaringan untuk pemeriksaan medis (biopsi)

Efek Samping Umum dari Kuret

Setelah menjalani kuret, tubuh Anda akan mengalami reaksi normal akibat prosedur medis. Berikut adalah beberapa efek samping umum dari kuret:

1. Perdarahan Ringan

Perdarahan ringan atau bercak darah selama beberapa hari hingga satu minggu setelah kuret adalah hal yang umum. Ini adalah respons alami tubuh saat rahim membersihkan dirinya.

2. Kram Perut

Seperti menstruasi, banyak wanita mengalami kram perut setelah kuret. Rasa nyeri ini biasanya ringan hingga sedang dan dapat diredakan dengan obat penghilang rasa sakit yang diresepkan oleh dokter.

3. Kelelahan

Kuret bisa membuat tubuh Anda merasa lelah, terutama jika Anda kehilangan darah atau menjalani anestesi. Tubuh membutuhkan waktu untuk pulih sepenuhnya.

4. Perubahan Siklus Menstruasi

Menstruasi pertama setelah kuret mungkin datang lebih lambat dari biasanya, atau bisa juga lebih banyak atau lebih sedikit dari biasanya. Hal ini normal karena hormon tubuh sedang menyesuaikan diri kembali.

Efek Samping yang Jarang Tapi Perlu Diwaspadai

Meskipun kasusnya jarang, beberapa wanita bisa mengalami efek samping serius setelah kuret. Anda harus waspada dan segera menghubungi dokter jika mengalami tanda-tanda berikut:

1. Infeksi Rahim

Infeksi bisa terjadi jika bakteri masuk ke rahim selama atau setelah prosedur. Tanda-tanda infeksi meliputi:

  • Demam tinggi
  • Nyeri hebat di perut bagian bawah
  • Keputihan berbau tidak sedap
  • Perdarahan hebat

2. Perforasi Rahim

Perforasi adalah kondisi di mana alat medis melukai dinding rahim. Ini adalah komplikasi serius, namun sangat jarang terjadi dan biasanya segera ditangani saat prosedur dilakukan oleh dokter ahli.

3. Asherman Syndrome (Jaringan Parut di Rahim)

Pada beberapa kasus, terutama jika kuret dilakukan berulang kali, dapat terbentuk jaringan parut di dalam rahim. Kondisi ini disebut Asherman Syndrome dan dapat menyebabkan:

  • Gangguan menstruasi
  • Kesulitan untuk hamil kembali
  • Nyeri saat menstruasi

Cara Mengurangi Risiko Efek Samping Kuret

Untuk meminimalkan risiko, pastikan Anda melakukan kuret di fasilitas kesehatan resmi dan ditangani oleh dokter kandungan berpengalaman. Beberapa tips tambahan:

  • Ikuti semua petunjuk medis sebelum dan sesudah prosedur
  • Jangan melakukan hubungan seksual selama masa pemulihan (biasanya 2 minggu)
  • Hindari penggunaan tampon hingga Anda benar-benar pulih
  • Lakukan kontrol atau pemeriksaan ulang sesuai jadwal dokter

Kapan Harus Menghubungi Dokter?

Segera hubungi dokter jika Anda mengalami:

  • Perdarahan berat (lebih dari dua pembalut penuh dalam satu jam)
  • Demam di atas 38°C
  • Nyeri hebat yang tidak kunjung membaik
  • Keputihan berbau menyengat
  • Pusing atau pingsan

Penanganan dini terhadap komplikasi dapat mencegah hal-hal yang lebih serius.

Baca Juga : Klinik Aborsi Jakarta